Bamboe Shocking Film! (BSF), even bulanan yang digelar Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga, telah memasuki bulan ketujuh. BSF #7 hendak dihelat pada Sabtu, 8 Maret 2008, pukul 19.30 WIB, di Café Bamboe, timur alun-alun Purbalingga yang materi filmnya mengimpor langsung dari pusat padepokan film.
Empat karya film pendek sekaligus, hasil tugas kuliah para mahasiswa Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), akan digeber untuk memberi rangsangan apresiasi pada para pembuat film, pecinta film, dan masyarakat Purbalingga dan sekitarnya.
Keempat karya film itu berjudul A Stick of Tobacco sutradara Garry William R, Pupus sutradara Dias Isa Arasy, Only God Knows (Hanya Tuhan yang Tahu Kenapa) sutradara Dias Isa Arasy, serta Pangeran Odi sutradara Zakhrovy Aulia El-Syahiq.
A Stick of Tobacco bercerita bagaimana perjuangan seorang lelaki menjauhi nikotin demi kelanggengan hubungan dengan seorang perempuan. Apalah daya, cinta tak bisa dipaksa sejalan dengan kebiasaannya merokok. Pada film Pupus, seperti juga judulnya, sebuah pengharapan lelaki pada perasaan perempuan. Belum sampai pada tujuan, pengharapan itu pun pupus.
Film pendek berjudul Only God Knows (Hanya Tuhan yang Tahu Kenapa) berkisah tentang perjalanan panjang sepasang anak manusia. Kedua lakon sentral dalam film pendek ini mengalami cacat fisik. Meskipun sama-sama mencintai, salah satu dari mereka menolak untuk bersatu. Sekian tahun kemudian, pasangan ini pun bersemuka. Sebuah pesawat mainan mengingatkan dan mempertemukan mereka, namun tetap tak mampu menyatukan mereka.
Sementara Pangeran Odi mengisahkan seorang pangeran yang mencintai seorang putri. Pada kenyataannya, putri itu adalah ibunya sendiri. Sebuah kisah oidipus complex yang sederhana namun tetap berasa.
Zakhrovy Aulia El-Syahiq sutradara film Pangeran Odi mengenal film-film Purbalingga dari beberapa dosennya saat bercerita di depan kelas. ”Sangat menarik, terlebih setelah saya menonton film-film Purbalingga di beberapa ajang festival film di Jakarta. Tidak ada salahnya kami berbagi pengalaman dengan teman-teman Purbalingga,” ujar mahasiswa film asal Tegal ini.
Fahim Rauyan, penata kamera Pangeran Odi, bahkan berniat memboyong teman-temannya membuat film di tanah kelahirannya, Purbalingga. ”Kami ingin suasana berbeda, membuat film jauh dari Jakarta. Apalagi bekerjasama dengan teman-teman otodidak di Purbalingga,” tuturnya.
Empat karya film pendek sekaligus, hasil tugas kuliah para mahasiswa Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), akan digeber untuk memberi rangsangan apresiasi pada para pembuat film, pecinta film, dan masyarakat Purbalingga dan sekitarnya.
Keempat karya film itu berjudul A Stick of Tobacco sutradara Garry William R, Pupus sutradara Dias Isa Arasy, Only God Knows (Hanya Tuhan yang Tahu Kenapa) sutradara Dias Isa Arasy, serta Pangeran Odi sutradara Zakhrovy Aulia El-Syahiq.
A Stick of Tobacco bercerita bagaimana perjuangan seorang lelaki menjauhi nikotin demi kelanggengan hubungan dengan seorang perempuan. Apalah daya, cinta tak bisa dipaksa sejalan dengan kebiasaannya merokok. Pada film Pupus, seperti juga judulnya, sebuah pengharapan lelaki pada perasaan perempuan. Belum sampai pada tujuan, pengharapan itu pun pupus.
Film pendek berjudul Only God Knows (Hanya Tuhan yang Tahu Kenapa) berkisah tentang perjalanan panjang sepasang anak manusia. Kedua lakon sentral dalam film pendek ini mengalami cacat fisik. Meskipun sama-sama mencintai, salah satu dari mereka menolak untuk bersatu. Sekian tahun kemudian, pasangan ini pun bersemuka. Sebuah pesawat mainan mengingatkan dan mempertemukan mereka, namun tetap tak mampu menyatukan mereka.
Sementara Pangeran Odi mengisahkan seorang pangeran yang mencintai seorang putri. Pada kenyataannya, putri itu adalah ibunya sendiri. Sebuah kisah oidipus complex yang sederhana namun tetap berasa.
Zakhrovy Aulia El-Syahiq sutradara film Pangeran Odi mengenal film-film Purbalingga dari beberapa dosennya saat bercerita di depan kelas. ”Sangat menarik, terlebih setelah saya menonton film-film Purbalingga di beberapa ajang festival film di Jakarta. Tidak ada salahnya kami berbagi pengalaman dengan teman-teman Purbalingga,” ujar mahasiswa film asal Tegal ini.
Fahim Rauyan, penata kamera Pangeran Odi, bahkan berniat memboyong teman-temannya membuat film di tanah kelahirannya, Purbalingga. ”Kami ingin suasana berbeda, membuat film jauh dari Jakarta. Apalagi bekerjasama dengan teman-teman otodidak di Purbalingga,” tuturnya.
Rencananya, para pembuat film yang sedang berguru di satu-satunya sekolah film di Indonesia itu, hadir di acara BSF untuk berbagi ilmu dan pengalaman pada publik di Purbalingga dan Banyumas pada umumnya. BOLEX
Judul: BSF! #7 - Mengusung Film-Film Mahasiswa IKJ
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Writen ByUnknown
Thaks For Visiting My Blogs
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Writen ByUnknown
Thaks For Visiting My Blogs
0 comments "BSF! #7 - Mengusung Film-Film Mahasiswa IKJ", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment