Kemeriahan terpancar pada malam pembukaan Purbalingga Film Festival (PFF) 2008, Jumat (16/5). Sebelum gong tanda penonton masuk dibunyikan, puluhan warga bergerombol di teras dan pelataran Gelanggang Mahesa Jenar, tempat dimana festival digelar.
Pembukaan festival diramaikan tiga film dari tiga kota berbeda. “Alam” sutradara Hafiz dari Jakarta, “Boncengan” sutradara Riza Saputri dari Purbalingga, dan “Cheng Cheng Po” sutradara BW Purbanegara dari Yogyakarta.
Programer festival sengaja memasang ketiga film itu, sebagai cerminan karya film pendek dari tiga kota yang diputar dalam satu rangkaian waktu. Apakah Purbalingga, sebagai kota kecil, film pendeknya mampu berbicara saat bersanding dengan dua kota besar di Indonesia?
Selain itu, sebelum pembukaan disuguhkan tari Dames. Kesenian khas asli Purbalingga yang kini hampir hilang tergilas moedernisasi. Bahkan tak banyak orang asal Purbalingga yang mengetahuinya. Kata ‘Dames’ konon berasal dari kata ‘Madam” yang artinya seorang gadis atau wanita yang masih muda dan belum memiliki pasangan hidup. Karena itu, tarian ini dibawakan oleh para gadis.
Suasana pembukaan festival semakin meriah, tatkala para penari Dames yang masih duduk di bangku SMA itu mendekat penonton dan melingkarkan sampurnya sebagai penanda mengajak penonton turut menari, bergembira di malam pembuka. Rizky “Pruzy” Purwitasari
Pembukaan festival diramaikan tiga film dari tiga kota berbeda. “Alam” sutradara Hafiz dari Jakarta, “Boncengan” sutradara Riza Saputri dari Purbalingga, dan “Cheng Cheng Po” sutradara BW Purbanegara dari Yogyakarta.
Programer festival sengaja memasang ketiga film itu, sebagai cerminan karya film pendek dari tiga kota yang diputar dalam satu rangkaian waktu. Apakah Purbalingga, sebagai kota kecil, film pendeknya mampu berbicara saat bersanding dengan dua kota besar di Indonesia?
Selain itu, sebelum pembukaan disuguhkan tari Dames. Kesenian khas asli Purbalingga yang kini hampir hilang tergilas moedernisasi. Bahkan tak banyak orang asal Purbalingga yang mengetahuinya. Kata ‘Dames’ konon berasal dari kata ‘Madam” yang artinya seorang gadis atau wanita yang masih muda dan belum memiliki pasangan hidup. Karena itu, tarian ini dibawakan oleh para gadis.
Suasana pembukaan festival semakin meriah, tatkala para penari Dames yang masih duduk di bangku SMA itu mendekat penonton dan melingkarkan sampurnya sebagai penanda mengajak penonton turut menari, bergembira di malam pembuka. Rizky “Pruzy” Purwitasari
Judul: Pembukaan Festival Meriah!
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Writen ByUnknown
Thaks For Visiting My Blogs
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Writen ByUnknown
Thaks For Visiting My Blogs
0 comments "Pembukaan Festival Meriah!", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment