BABAD PURBALINGGA (15) : BAMBU KERAMAT DI DESA MAJATENGAH

Ditulis oleh: -

Alkisah pada jaman Kadipaten Wirasaba masih berdiri, disebuah padukuhan di sebelah timur desa Majatengah (sekaang kecamatan Kemangkon) tinggalah seorang lelaki bernama Kiai Gede Buara. Ia tinggal dengan isterinya, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka bekerja sebagai petani. Tegalan yang dikelolanya bertanah subur, sehingga hasil tanamaannya dapat melimpah ruah, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kecuali isterinya, ikut pula tinggal serumah dengan Kiai Gede Buara ialah seorang pemuda yang sebenarnya bernama Raden Jaka Ketuhu yang semula menyamar sebagai seorang peminta-minta. Karena merasa iba, maka pemuda itu lalu disuruh tinggal dirumah Kiai Gede Buara dipedukuhan itu.

Raden Jaka Ketuhu adalah Putera sulung Raden Beribin memerintahkan kepada Jaka Ketuhu agar pergi mengembara pergi ke timur serta mengabdi kepada siapa saja yang mau menerimanya. Sesampainya wilayah Kadipaten Wirasaba ia dapat diterima mengabdikan diri kepada Kiai Gede Buara.

Setiap hari ia bekerja di tegalan membantu Kiai Gede Buara menanam berbagai macam tanaman yang bisa menghasilkan termasuk karang kitri.
Tetapi aneh, tiap pulang kerumah, Jaka Ketuhu tidak mau berjalan bersama-sama Kiai Gede Buara. Ia selalu pulang belakangan. Hal ini tentu saja menimbulkan kecurigaandibatin Kiai Gede Buara, sehingga ia ingin mengetahui apa sebab musababnya.

Pada suatu sore Kiai Gede Buara terpaksa mencoba menyelidikinya. Sementara itu tampaklah ditelaganya api yang berkobar. Dan apa yang dilihatnya? Raden Jaka Ketuhu tiba-tiba meloncat masuk kedalam kobaran api tersebut. Tentu saja perbuatan itu membuat hati Kiai Gede Buara menjadi cemas Namu kecemasan itu tiba-tiba keheranan, karena beberapa saat kemudian Raden Jaka Ketuhu keluar dari kobaran api , dan tubuhnya tampak lebih bercahaya bagaikan emas dua pulu karat.

Bekas tegalan yang digarap Kiai Gede Buara itu hingga sekarang terkenal dengan sebutan “Cibuek”. Luasnya kurang lebih satu setengah hektar. Diatasny atumbuh 25 dapuran bamboo dari berbagai macam jenis. Sementara orang masih menganggap , dukuh Cibuek itu sangat keramat. Lokasinya disebelah timur desa Majatengah kecamatan Kemangkon, dan merupakan tanah perdikan (tanah yang tidak dipungut pajak).

Sumber : Babad dan Sejarah Purbalingga, Tri Atmo; Pemerintah DATI II Purbalingga; 1984.

Judul: BABAD PURBALINGGA (15) : BAMBU KERAMAT DI DESA MAJATENGAH
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Writen ByUnknown

Thaks For Visiting My Blogs

0 comments "BABAD PURBALINGGA (15) : BAMBU KERAMAT DI DESA MAJATENGAH", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment